Skip to main content

Posts

Showing posts from October, 2014

Aneh sekali

Mendaratkan tubuh ditengah keramaian dengan muka datar. Aku tak pernah mengharapkan ini. Aku merasa terasingkan ditengah keramaian orang-orang itu. Sayang sekali,aku tak seperti mereka. Aku tak bisa menjadi mereka, yang terlihat sangat gembira seperti menyambut pesta rakyat. Aku melihat seseorang ditengah kebingunganku. Ia terlihat tersenyum kepadaku dari sela-sela tubuh lelaki tanpa busana bagian atas itu. Aku merasa ia menatapku begitu lama. Aku mengalihkan pandangan ini kebelakang tubuhku, melihat apakah ada orang lain yang sekiranya ditatap olehnya. Benar saja. Aku langsung tertunduk malu. Aku baru saja mengalami hal bertubi-tubi, aku terlalu percaya diri. Aku bukanlah seseorang yang diberikan senyuman manis itu. Keramaian ini tidak sama sekali membantuku. Aku merasa sendiri,tapi aku tak mau sendiri. Aku memang pendiam, tapi aku punya keinginan. Aku ingin pergi dari kesepian ini. Kesepian ditengah keramaian. Aneh sekali.

Manusia Mimpi

Ketika semua terasa begitu nyata, aku ingin diriku hadir selalu di mimpi indah itu. Aku selalu bertemu dengan hal yang lebih indah dari dunia nyataku. Aku tenggelam di dalam lelap tidurku,menikmati mimpi yang tak pernah aku izinkan berakhir. Seringkali aku tak sanggup menjalani kehidupan nyataku, aku lebih menginginkan hidup di dalam mimpiku. Aku meminta kepada Tuhan,tapi tak pernah diberikan jawaban. Apa aku salah dengan keinginanku ini? Aku ingin terus menerus menjalani tidurku dan bermimpi. Aku bisa membuat sendiri mimpiku. Sama halnya dengan memerankan tokoh utama di sebuah film. Akupun bertindak sebagai sutradara dan penulis naskahnya. Aku sadar, bakatku berlainan dengan orang-orang diluar sana. Mana mungkin ada yang percaya, aku bisa menciptakan ceritaku sendiri di mimpiku. Aku percaya tak ada yang tak mungkin di dunia ini, jika Tuhan menghendakinya. Apakah ada manusia lain yang seperti aku? Mungkin saja ada. Aku bukan siapa2 di dunia nyata ini. Tapi ketika ku tertidu

Sebuah Harapan Untuk Indonesia

Aku setiap saat bisa saja menemuinya di layar kaca. Ia tampak selalu saja menggunakan gimiknya yang tampak lucu itu. Ia resmi menjadi presiden tanggal 20 nanti. Presiden republik indonesia. Tak bisa dipungkiri, ia menjadi sosok yang paling ditunggu. Diagungkan ataupun disepelekan. Harapan besar tentu selalu menjadikan pemimpin sebagai pusat perhatian. Aku hanya bisa berharap dengan usahaku sebagai warga negara. Aku tak peduli dengan apa kata orang yang membencimu. Aku tak peduli dengan apa kata orang yang seakan selalu memujimu. Manusia bisa saja bohong. Yang jelas. Ia telah menjadi presiden dimana aku lahir. Suka tak suka. Perbaikilah apa yang selama ini dirasa bisa merusak negara ini. Berinovasilah dengan caramu yang terbaik. yang ku tau kepercayaan rakyat telah diberikan. Ingat itu presidenku Ini salah satu harapan dari wargamu. Sebuah harapan untuk indonesia. F lash Fiction ini ditulis untuk mengikuti program #FF2in1 dari http://www.nulisbuku.com di Facebook dan T

Mentari pagi

Aku tak pernah menemukannya lagi. Aku tak menginginkannya. Aku bahkan tak berusaha menghampirinya. Aku tak mengerti dengan ketidak pedulian ini. Aku selalu saja terlalu santai untuk melewati hari tanpanya. Aku selalu lupa untuk bersyukur dengan kehadirannya. Kenapa aku selalu mengabaikannya? Aku tak pernah bisa menjawabnya. Aku selalu mengabaikannya, karena terkadang ia membuatku tak nyaman dengan energi dari dirinya disaat ia berada tepat di posisi terbaikny. Aku bahkan bersembunyi di saat ia menunjukan eksitensinya. Sungguh, bukan niatku mengabaikan. Pikirku hanya takut saja. Kukira ia akan selalu hadir. Tapi mengapa Ia tak pernah hadir disaat aku kesepian di malam hari. Mengapa? Apa itu balasan atas semua yang aku perbuat. Aku tak punya nyali untuk menyalahkannya. Karena aku sadar, sikapku sendiri yang akan jadi bumerang. Aku terkadang merindukannya. Aku ingin melihatnya lagi tanpa sedikitpun rasa takut. Aku akan berusaha bangun di pagi hari untuk menyambutnya. Disiang h

Menjemputmu

Pagi itu, Fazli membuat keputusan untuk menjemput wanita yang telah ia pacari selama 5 tahun. Keputusan yang ia ambil dengan begitu berat. Selama ini ia tak cukup nyali untuk menjemput wanita kesayanganya tersebut. 5 tahun,fazli habiskan dengan ketakutan itu. Fazli pun tak mengerti ,mengapa orangtua miranti (pacarnya) selalu tampak cuek dengan hubungan mereka berdua. Bahkan sering kali memarahi fazli melalui handphone. Setibanya ia di depan rumah. Fazli menanyakan ke miranti. "ayah kamu tak menyukai aku?" Miranti cukup meyakinkan fazli dengan jawabanya "ayah memang seperti itu,akupun tak mengerti. Ayah hanya ingin aku baik2 saja" "5 tahun aku tak pernah berani jemput kamu,aku pun tak pernah berani menginjakan kaki di rumah mu" Sempat terhenti sejenak,fazli melanjutkan "mungkin ini saat pertama aku menjemput kamu., "aku tak perduli dengan kecuekan ayahmu, aku tetap ingin,.." Fazli menghentikan obrolannya karena Tampak dari arah de