Skip to main content

Minum Obat Tanpa AIR



            Meminum obat adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari keadaan waktu mengalami sakit, hal ini selalu di lakukan dalam kondisi apapun. Kenapa harus? Karena kalo engga , yah obat2 yang ada di dunia bisa numpuk dan Cuma jadi sampah.
            Ada kata-kata yang selalu teringat di hidup gue tentang obat (bukan terlarang), itu adalah “( 3 x 1 sehari setelah makan)”, kenapa harus 3 x 1 sehari, kenapa???? Apa 3 kali itu bisa menjamin keadaan obat akan berdampak heboh dalam tubuh, jika kurang malah biasa aja, kenapa??? Sampe sekarang gue belum dapet jawabanya. 
Seperti yang kalian tau , gue disini bukan mau ngasih tips-tips cara minum obat yang baik, tapi akan menceritakan pengalaman pribadi gue tentang minum obat, yang semoga saja bisa menginspirasi kalian dengan kejadian yang gue alami.

Gue mulai ceritanya dari sini

Disini gue termasuk salah satu orang yang membenci namanya “obat” kenapa??? Karena mereka itu pahit kaya muke dosen kimia fisik gue. Eh,,, alasan pahit yang membuat benci itu emang wajar dan normal, ada hal yang bikin gue parno dengan obat itu karena kejadian yang pernah dialami bokap gue sendiri, gini ceritanya
Suatu hari bokap gue sakit, waktu itu kira2 gue umurnya 5 tahun, bokap yang biasanya ceria, ini Cuma tidur di kamar selimutan dan batuk2, miris gue liatnya. Karena sakit itu otomatis bokap gue kan minum obat tuh, bokap siap2 minum obat dan gue perhatiin bener2, karena itu pertama kali gue liat orang tua (dewasa) minum obat, bokap pegang obatnya warna pink di tanagn kirinya, di tangan kanannya air minum dengan ukuran gelas cukup besar. Prosesnya begini obat di masukin ke mulutnya terlebih dahulu, posisi leher bokap setelah dimasukin obat langsung ngelihat ke langit2 (posisi yang sumpah kaga  enak banget), di munum lah airnya , disitu gue masih merhatiin aja. Dipikiran gue kan dianggap bokap pasti sukses memasukan obat dengan gamapang. TERNYATA  kenyataannya beda, tiba-tiba boakp gue kaya keselek tuh obat , dimuntahin lagi lah dengan bunyi “ouw......buset dah pait banget” . setelah mendengar dan melihat kejadian itu :
gue yang cengo dan masih muda itu tersugestikan sampe sekarang  kalo 

 obat itu susah diminumnya dan pahit banget.
Setelah kejadian itu gue yang masih muda pernah sakit dan selalu dikasih obat sirup dan puyer supaya gampang minumnya, waktu kecil itu ga masalah sama hidup gue , karena yah sekarang udah dewasa masa mau dikasih obat puyer sama sirup yang manis itu, malu-maluin doang yang ada.
Dewasanya gue ternyata dihadapi masalah yang cukup pelik yang berhubungan dengan obat ini, kenepa????? Karena gue yang dewasa ini menghadapi hal yang sama dengan kejadian bokap gue waktu itu.

Jenis obat itu macem-macem dari yang puyer, cair/sirup, kapsul, tablet, dan semuanya ga enak. Geu paling ngeri berhadapan dengan si tablet dan kapsul karena sampe sekarang ilmu gue belum bisa mengalahkan kekuatan mereka.
     Sebenarnya masalah utama gue itu bukan gimana menghadapi obatnya, tapi cara gue membuat si obat mau masuk ke kontrakan di tubuh gue, mungkin karena kontrakan di tubuh gue kurang menarik kali yah , jadi si obat ogah banget masuknya. Sampai umur gue yang berkepala dua ini (tahun 2013) gue ga bisa meminum obat dengan baik , benar dan cepat seperti orang normal.
Beberapa cara pernah gue tempuh, diantaranya sebagai berikut :

cara pertama:
Gue mengikuti langkah dan tahap orang2 yang sukses minum obat dengan cepat, obat di masukin ke mulut dan minum air dikit , langsung berhasil. Hal ini tidak terjadi di diri gue, kejadian yang gue alami malah jadi kacau dan gatot(gagal total). Tahap-tahapnya dah gue lakuin persis tapi entah kenapa obat yang gue masukin ke mulut setelah itu dengan airnya , si obat Cuma berotasi dengan seenaknya hingga membuat mulut gue pait banget, dan alhasil obatnya pergi ke tongsampah kareana gue muntahin lagi.

Cara kedua :   
Cara kedua ini cukup berhasil tapi memakan waktu lama dan jika fasilitas tidak ada, tidak akan berjalan lancar. Caranya adalah dengan menyiapkan 2 buah sendok makan, obat yang akan di minum, dan air secukupnya, buat tambahan dianjurkan gula sesuai selera. Sendok pertama digunakan sebagai wadah obat yang kemudian dihaluskan dengan bantuan sendok yang satunya, tambahkan sedikit air untuk mengencerkan obat tersebut, jika terasa sangat pahit, bisa ditambahkan gula sesuai selera, obat siap di minum. Cara ini berhasil buat gue, dan si obat yang sebelumnya dalam stu kesatuan yang bulat selalu melawan mulut gue, setelah gue hancurkan sampai bentuknya bubuk dan mencair, tidak ada apa2nya yang akhirnya bersarang di mulut gue.

Cara ketiga :
Cara ketiga adalah alternatif yang gue temukan secara ga sadar, dan referensi dari banyak orang yaitu menggunakan buah pisang dengan cra menyelipkan si obat di dalam buah pisang tersebut. Cara ini yang paling banyak gue coba selama ini. Tapi suksesnya sesuatu pasti ada aja gagalnya, suatu kejadian terjadi dimana gue yang udah siap dengan buah pisang dan obat didalamnya menggigit pisang itu, tapi ternyata yang gue gigit persis dan tepat diobatnya, yang ada gue ga jadi minum obatnya.

Cara ke empat :
Cara terakhir ini mengadopsi dari cara ketiga (updateannya). Caranya hampir mirip, hanya saja di bagian tertentu sedikit di modifikasi, pertama disiapin makanan apapun bisa nasi, pisang, atau apapun, selanjutnya siapkan minum untuk jaga2, siapain si obat. Caranya pertama makanan yang udah disiapkan di kunyah hingga halus di dalam mulut, selanjutnya tahan makanan tersebut jangan dulu di telan, masukin obatnya , teorinya si obat akan ikut arus si makanan yang gue telan . alhasil cara ini berhasil dan menjadi cara favorit gue sampe sekarang, mungkin suatu saat gue akan menemukan cara2 baru lagi dalam meminum obat ini. O iya cara ini bisa gue lakuin tanpa minum air loh.

“MINUM OBAT TANPA AIR”  

            Minum obat itu ga penting kalo kita selalu menjaga kesehatan diri kita sendiri dengan baik, kalo kalian sehat kalian ga akan nemuin obat dan dianjukan minum obat kan. Jadi jaga kesehatan kalian karena obat itu ga asyik. Ga enak. 


Selesai...!!!!!

Popular posts from this blog

Tabel Periodik Unsur Kimia

LOGO FMIPA DAN UNIVERSITAS PAKUAN, BOGOR

Logo diatas merupakan logo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pakuan, Bogor. Logo diatas merupakan Logo sebuah universitas yang bernama Universitas Pakuan di kota Bogor.

AMPEREMETER DAN VOLTMETER

·           VOLTMETER Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).  Tahanan Pengali (Multiplier Resistor) Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini di