Njiiir, baru aja kemaren bilang mau ketemu, sekarang entah dimana.
Gue mau cerita aja nih, bingung harus ngapain lagi. Kalo gue penyanyi mungkin udah bikin lagu dari cerita ini. Kalimat pertama ditulisan ini adalah cermin dari kebingungan gue terhadap seseorang.
"Nif, kamu lagi sibuk ga?" begitu WhatApp yang masuk dengan nama kontak Rara, kemaren malem.
"Engga ra, gue lagi selow ko. Ada apa nih malem-malem" yah, waktu gue liat jam, emang udah jam 11 malem.
"Mau curhat dong, masalah kerjaan nih" bales rara.
"Yap, cerita aja. Ada apa lagi nih?" memang rara sangat sering sekali curhat ke gue tentang masalah kerjaan, keluarga. Gue kenal rara udah cukup lama, udah hampir 7 tahun. Selama itu pun, rasanya Sayang gue ke dia, sudah bukan sebatas teman. Tapi kebalikan di rara. Kayanya biasa aja ke gue.
Malam itu kami, menikmati percakapan melalui jari jemari hingga larut, yah sekitar jam dua belum beres juga. Insomnia karena itu.
"Besok, ketemuan yuk. Biar aku curhatnya enak" ajak rara
"Hayu, kabarin aja yah mau dimana terus jam berapa?"
"Di cafe biasa deket kampus aja yah. Jam 2 siang deh".
Percakapan kami berakhir malam itu. Gue seneng bakal ketemu rara. Cewe yang paling gue ingin miliki saat ini.
Paginya, gue ada perlu dulu ke kampus karena ada pembekalan maru (mahasiswa baru) dan gue diminta hadir sebagai alumni. Gue dateng aja, toh ketemuan sama rara juga deket kampus dan masih jam 2 siang.
Gue ga chat rara semenjak pagi, biar nanti aja jam 1 siang.
" bang, gimana sama ka rara? Gak pernah keliatan lagi" tanya salah satu ade tingkat gue.
"Lah, biasa aja. Gue baru mau ketemu nih siang ini sama rara"
"Lah, bang. Tadi gue liat ka rara loh depan kampus, tau deh diboncengin siapa?" cerita lagi ade tingkat gue yang lain.
Gue ga khawatir, paling juga sama adenya. Kan adenya kuliah dikampus ini juga. Sekalian kali, pikir gue.
"Gue cabut dulu yah, bro" pamit gue ke panitia
"Oke bang, thanks yah. Emang elu alumni yang paling bisa diandalkan"
"Yah elah, selow. Gue mungkin paling ga sibuk dibandingin yang lain. Jadi banyak waktu. Hahhahaha"
..........
Gue chat rara.
"Dimana ra? Gue di kampus nih. Bentar lagi gue ke cafe yah."
Oke. Gue langsung cabut ke cafe meskipun belum jam 2. Mau sekalian numpang sholat juga. Kenapa ga di mesjid? Lagi renovasi. Penting banget yah info gue.
"Gue udah di cafe yah. Gue tunggu" chat gue hanya ceklis satu. Begitupun chat yang sebelumnya. Tak ada balas.
Gue ditemani dengan lagu pamit dari tulus, teh tarik dan buku "The Atlantis Gene" yang gue ambil dari perpustakaan kecil di cafe itu.
Sudah 20 menit dari jam 2 siang. Masih saja chat rara tanpa balas, ceklis dua yang belum biru. Gue masih positif mungkin Hp nya drop atau ketiduran. Karena memang biasanya seperti itu. Yah sudah biasa rara telat saat janjian.
Karena lapar yang melanda, akhirnya gue pesen nasi goreng, sambil nunggu.
Sudah 80 menit dari jam 2 siang. Rara masih tidak terlihat lekuk tubuhnya. Belum dateng juga coy. Gue udah coba telpon. Nyambung sih, tapi ga diangkat-angkat. Gue udah coba telpon lewat WhatApp pun sama, nyambung tapi tak digubris.
::::: Sebelum dirimu pergi dan janjimu hilang arti, lihatlah perjuanganku, namun jika memang harus berakhir sampai disini, biar ku berharap dengan hati yang keras kepala :::::
Lagu Fiersa Besari yang judulnya Nadir (kalo ga salah) menemani gue yang menunggu hingga lebih dari 140 menit dari jam yang dijanjikan.
Percobaan buat ngehubungi udah membuat gue muak. Sudahlah. Ambil hikmahnya saja.
Gue pulang dengan kata-kata yang terotasi di otak. Kata-kata yang muncul adalah
"Njiiir, baru aja kemaren bilang mau ketemu, sekarang entah dimana"
Rasa kesal mungkin tak seberapa saat ini, karena bagi gue rasa sayang gue terlalu gampang ada buat rara, segampang menghirup udara.
Terlalu gampang bagi gue untuk memaafkan karena kegigihanku yang terus mencoba.
Sesampainya di kostan petakan andalan gue. Gue iseng cek WA. Kali aja ada balesan dari rara atau apa gitu.
Ternyata ga ada bray. Yah elah masih aja ngarep yah bro.
Yaudah deh, gue coba cek instagram aja. Iseng-iseng liat postingan orang-orang. Dan biasa pasti insta story pun jadi kerjaan yang rutin.
Beberapa saat setelah direfresh. Dengan kagetnya gue ngeliat ada IG rara yang bikin igstory. Tanpa pikir panjang, gue langsung cek.
Isinya tak perlu gue jelaskan.
Kalimat yang muncul saat itu cuma ini
"Malah dia yang hatimu damba, Semoga kau bahagia, Meski bukan aku penyebabnya"
Kekesalan pun muncul seketika,
"Diam-Diam Ku Berdo'a, Kekasihmu Mati Saja"
Ternyata, begitu cara rara ke gue.
Malamnya Insomnia, Siangnya Amnesia.
Terkadang kebingunganku adalah kenapa dia itu kaya B*ngs*t, maunya apa? Datang pergi sesukanya.
"Nif, Sorry nih baru kabarin, tadi dadakan aku diajak Ari ke acara keluarganya dan aku lupa kabarin kamu"
"Oke ra, selow aja"
Ternyata mendapatkanmu itu sulit ra, seperti sulitnya menangkap udara.
------------------------------------------
Cerita terinspirasi dari Lagu "Menangkap Udara" dari Kerabat Kerja.
_LKMNAJZ_
Comments
Post a Comment