Sore itu, di gerbong 5 kereta jurusan Jakarta Kota-Bogor berdiri seorang lelaki melewati penatnya keadaan pekerjaan. Lelaki itu bernama irfan. Ia tak bisa menahan otaknya untuk berselancar memikirkan segala hal yang dialaminya. Pikiran tentang pekerjaan, keluarga bahkan rindu pada ibunya. Rindu pada ibu adalah yang paling besar porsinya. Bagaimana tidak? Sudah lebih dari 3 bulan ia tak jumpa, dan hanya sesekali menelpon untuk menanyakan kabar saja. "Malam bu, apa kabar? Sehat bu?" tanya irfan via aplikasi berbagi pesan. Ia malu kalau harus telpon dikeadaannya sekarang. Nampak layar handphonenya berubah, nama "mamah" terlihat melakukan panggilan masuk. "Aduh" batin irfan. Irfan segan menerimanya. Ia diamkan sampai berakhir panggilan itu. "Maaf bu, aku masih di kereta. Nanti kalo udah dirumah aja yah" . Tak ada balasan dari mamahnya. Irfan anggap biasa, selain itu baterai di handphonenya pun sudah sekarat. "Fan, mamah tadi habis pa