Skip to main content

LUPA BERPURA-PURA #CATATANAJIZ

"Aldi, itu di depan ada cinta" saut mamah membuyarkan ku yang sedang bermain game Clash Of Clans. 
"Seriusan cinta, jangan bohong? bilang tunggu gitu mah. Nanggung nih" jawabku yang sedang fokus berbacot ria dengan teman klan di game tadi. Ya, skill gak ada, bacot doang isinya.
"Kali ini beneran, di" jawab mamahku. 

4 Tahun yang lalu.
Namaku Aldi, aku seorang pria yang jatuh hati pada seorang wanita, namanya Cinta. Aku sudah mengenal cinta cukup lama, meskipun kami tidak pernah berpacaran. Hari dimana aku berulang tahun, aku ajak mamah dan kakak perempuanku ke rumah cinta. Niatku sederhana, silaturahmi dengan cinta dan keluarganya. Keluargaku berkecukupan, tidak begitu kaya, atau miskin. Berbeda dengan cinta yang bisa dibilang keluarga berada ditingkat lebih tinggi. 
Kami bertiga seperti touring. Mamah aku bonceng dan kakakku membawa motor sendiri.
"Kita mau apa sih, di?" Tanya mamahku
"Silaturahmi aja mah, mamah belum terlalu kenal cinta dan keluarganya kan?" Jawabku

Sesampainya di rumah cinta.
Aku langsung bertemu ibu dan ayahnya. Cinta adalah anak tunggal. Meskipun aku belum pernah sekalipun mengajak dia ke rumahku, tapi ini adalah kesekian kalinya aku kerumahnya. Ku sudah mengenal ibu dan ayahnya. Mamah sering dengar ceritaku tentang keluarga ini. 

Mamah dan ibunya cinta sedang asyik berbincang, sedangkan aku mencoba berbincang dengan ayahnya, dari mulai olahraga sampai dunia politik, kami bahas. Sedangkan kakak dan cinta sedang santai melihat beberapa lukisan yang dibuat cinta. 

"Om, kalau aku serius sama cinta, apakah om setuju?" Tanyaku dengan santai.
"Om sih setuju saja. Tanya cinta saja lah coba" jawab ayahnya cinta
"Meskipun aku tidak begitu berada seperti keluarga om? Apakah tak masalah" 
"Jangan ngomong begitu di. Dulu om juga tidak sekaya ini. Rezeki sudah ada untuk masing-masing manusia, kenapa om sebagai manusia harus membedakan dari tingkat rezeki?" 
Aku terdiam. 
"Kalau emang jodoh, yah om bisa apa? Tapi kalau bukan jodoh, om juga tidak bisa memaksa."
Mendengar itu, aku sadar. Benar juga yah. 
Niatku sebenarnya hari ini memang mau mengajak cinta menikah. Setidaknya ku mendapatkan jawaban "YA" dihari ulang tahunku.

"Cin, kamu mau gak nikah sama aku?" Tanyaku
"Hah, kamu becanda? Apaan sih" cinta kaget dan tersenyum malu
"Seriusan? Ayah kamu setuju. Tinggal tunggu jawabanmu" 
"Engga ah. Nanti saja, aku masih terlalu muda, aku masih mau sekolah" jawaban cinta membuyarkan ketenangan hatiku. 
Cinta memang ingin melanjutkan S2nya dalam waktu dekat. Aku mengerti. Mungkin aku terlalu cepat. 
Sehari setelah pertemuan keluarga itu, aku kehilangan kontak dengan cinta, semuanya. Sosmed, WhatsApp, bahkan ku coba mengunjungi rumahnya pun, tak ada seorangpun. 
Aku kebingungan, bertanya ke teman-temannya pun, tak ada yang tau. Cinta kamu kemana?

4 tahun berlalu.
Rasanya aneh ketika mamah bilang kalau ada cinta di depan rumah. Aku paham sekali, mamah suka becanda kepadaku tentang cinta. 
Segeralah aku menuju depan rumah. Yap aku melihat cinta keluar dari pintu mobil, tambah cantik ternyata. 

"Hei" sapa cinta
"Hai" jawabku
Banyak pertanyaan dimulutku saat itu, tapi hilang ketika melihat cinta. 
"Apa kabar?"tanyaku yang standar sekali
"Baik, di" 
"Sama siapa kesini? Ajak saja kesini" 
Pikirku mungkin sama sepupunya, atau siapa gitu. 
"Iya sama Aldo, katanya mau nunggu saja di mobil" jawab cinta. 
Ku jelaskan beberapa hal yang aku rasakan selama ini. Aku bertanya banyak dengan semuanya. 
"Dulu, saat kamu pergi, ingin rasa ku membenci"
"Aku rindu kamu, di" jawab cinta
"Aku minta maaf dengan semua ini" tambah cinta
"Aldo itu siapa deh cin?" Tanya aku, pertanyaan yang sebenarnya ingin aku tanyakan dari awal. 
"Oh Aldo itu suami..." jawab cinta
"Cinta sini dulu deh" teriak aldo kepada cinta.
Cinta menghampirinya.

Aldo itu suaminya cinta? Hah? Gila-gila. Patah hati sepatah-patahnya ini. 
Tiba-tiba kamu datang cinta, saat kamu telah dengan aldo, suami kamu. Gila-gila. 
Bilang rindu pula? Mau kamu apa cinta?

Cinta kembali menghampiriku. 
"Di, aldo pamit duluan yah, mau ada perlu" 
"Oh iya. Kamu gak ikut?" Tanyaku
"Engga, aku masih mau disini" jawab cinta.
"Cin, maaf mau tanya nih, Aldo beneran suami kamu?"
"Hah, apa? Bentar-bentar" tiba-tiba handphone cinta berbunyi. 
Terdengar perbincangan antara cinta dengan seseorang entah siapa. 
"Nanti, jemput aja yah. Aku kirim alamatnya" terdengar suara cinta saat menelpon

"Maaf di, tadi kamu tanya apa?"
"Eh iya. Aldo suami kamu?"
"Bukan, di. Dia suami saudara aku yang dari blora, kebetulan lagi liburan disini"
Hmmm. Syukurlah lah. dalam hatiku. 
"Aku kira itu suami kamu, aku kira kamu kesini mau kasih undangan pernikahan ke aku, atau mau kenalin suami kamu, seperti dicerita-cerita orang" aku jelaskan kekhawatiranku pada cinta. 
"Engga ko, bukan gitu di" jawab cinta santai, tapi raut wajahnya tidak sesantai jawabannya. 
"Kan, kalo kamu belum punya suami atau pacar. Aku bisa ajak kamu nikah lagi kaya 4 tahun lalu" candaku pada cinta.
Cinta hanya tersenyum. 
Mobil merah berhenti depan rumahku. 
Aku kenal sosok yang turun dari mobil. Ternyata ibunya cinta disusul oleh seorang pria dengan menggendong bayi. 
"Apa kabar, aldi?" Tanya ibunya cinta
"Baik tante" jawabku
"Om gak ikut?" Tanyaku
"Om lagi ketemu sahabatnya" 
"Oh iya, kenalkan ini Saga" tambah ibunya cinta
"Saga, ini Aldi"
Kami berdua bersalaman. 
"Kamu sudah cerita, cin?" Tanya ibunya kepada cinta.
Cinta hanya diam. 
"Pasti belum yah" saut ibunya lagi
"Saga ini suaminya cinta, di. Ini anak mereka namanya sama seperti kamu, Aldi" jelas ibunya
"Oh.... Iya tante, suami cinta. Salam kenal, aku aldi sahabatnya cinta"
"Halo, Aldi kecil" cubitku ke pipi anaknya cinta. 

"Tante mau ketemu mamah kamu yah, di"
"Masuk aja tante, mamah lagi di dapur kayanya" jawabku.

Perasaanku tak karuan. Keadaannya sekarang cinta bukanlah untukku. Bebeapa saat yang lalu, aku masih mengharapkan bisa menikahi cinta. Kenyataannya aku harus pura-pura lupa. 
Detik itu aku yang harus berpura-pura lupa takut jika ternyata aku malah lupa berpura-pura. 

"Jangan datang lagi cinta, Bagaimana aku bisa lupa. Padahal kau tau, keadaannya kau bukanlah untukku. Jangan lagi rindu cinta, ku tak mau ada yang terluka. Bahagiakan dia, aku tak apa. 
Biar aku yang pura-pura lupa."
Ingin sekali aku berbisik perkataan ini kepada cinta saat itu.

Cerita ditulis oleh Lukman Ajiz

Cerita terinspirasi dari lagu Mahen berjudul "Pura-Pura Lupa"

#CeritaDariSebuahLagu
#CatatanAjiz


Comments

Popular posts from this blog

Tabel Periodik Unsur Kimia

LOGO FMIPA DAN UNIVERSITAS PAKUAN, BOGOR

Logo diatas merupakan logo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pakuan, Bogor. Logo diatas merupakan Logo sebuah universitas yang bernama Universitas Pakuan di kota Bogor.

AMPEREMETER DAN VOLTMETER

·           VOLTMETER Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).  Tahanan Pengali (Multiplier Resistor) Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini di