Kesal rasanya melihat pria tua itu, berteriak sambil membanting mie instan yang dibelinya. Ia memaki kasir itu dengan santainya, Kejadiannya pun terlihat jelas didepan saya, saya tak bisa berbuat apapun karena saya tak mau memperkeruh suasana.
Saya sangat merasakan apa yang kasir itu rasakan. Jelas, Kesal sekali.
Saya bingung dengan orang yang memaki2 itu..apakah ia mendapatkan permasalahan yg hebat karena si kasir.
Padahal yang saya lihat hanya sekedar perbedaan harga yang selisihnya hanya Rp.300
Apa si pria lagi PMS (preMan tuaSih) ??
Lihat dan bayangkan, ia memaki seakan si kasir telah melakukan pencurian. Padahal hanya 300 perak broo....
Masalah kecil tampak besar dimata si pria. Masalah kecil tampak mengerikan untuk si kasir.
Peristiwa ini mengingatkan saya pada pengalaman kerja saya beberapa tahun yang lalu.
Saya pernah menjadi kasir.
Iyah pernah.
Di suatu perusahaan retail ternama (#LebayMart) baca : hypermart
Jika saya bisa diberi keberanian untuk berbicara kepada pria tersebut.
Saya akan sampaikan
"tanpa harus marah dengan perbedaan harga tersebut kan bisa om, bisa kan?..300 perak om. Kasir itu bukan berarti mau menipu konsumen, tapi keadaanya bentuk harga dilayar dan di tempat barang belum disinkronkan, mohon maaf untuk itu"
Si pria tak bisa menerima itu meskipun si kasir bicaranya secara baik. Dan saya mengerti kenapa si kasir itu diam saat dimarahi dan hanya minta maaf.
Tanpa mengurangi rasa hormat ke siapapun yang mempunyai profesi yang sama dengan si pria dan si kasir.
Seharusnya tak perlu lah mengungkit hal yang bisa didamaikan secara gampang.
Apa yg anda permasalahkan. Lihat dulu. Apa harus dipermasalahkan?.
Setiap profesi punya hal yang beresiko.begitupun menjadi seorang kasir. Harus siap memberikan pelayan terbaik kepada konsumen.
Konsumen pun harusnya mengerti bagiannya.
Hargailah profesi seseorang.
Comments
Post a Comment