Aku tak pernah menemukannya lagi. Aku tak menginginkannya. Aku bahkan tak berusaha menghampirinya.
Aku tak mengerti dengan ketidak pedulian ini.
Aku selalu saja terlalu santai untuk melewati hari tanpanya.
Aku selalu lupa untuk bersyukur dengan kehadirannya.
Kenapa aku selalu mengabaikannya?
Aku tak pernah bisa menjawabnya.
Aku selalu mengabaikannya, karena terkadang ia membuatku tak nyaman dengan energi dari dirinya disaat ia berada tepat di posisi terbaikny. Aku bahkan bersembunyi di saat ia menunjukan eksitensinya. Sungguh, bukan niatku mengabaikan. Pikirku hanya takut saja.
Kukira ia akan selalu hadir. Tapi mengapa Ia tak pernah hadir disaat aku kesepian di malam hari.
Mengapa? Apa itu balasan atas semua yang aku perbuat.
Aku tak punya nyali untuk menyalahkannya. Karena aku sadar, sikapku sendiri yang akan jadi bumerang.
Aku terkadang merindukannya. Aku ingin melihatnya lagi tanpa sedikitpun rasa takut.
Aku akan berusaha bangun di pagi hari untuk menyambutnya.
Disiang hari aku bahkan takan mengabaikannya.
Aku tentu takan lagi mempermasalahkan ketidakhadiranya di malam hari.
Entah sampai kapan aku bisa melihatnya.
Aku selalu merasakannya hadir hanya di siang hari, tapi tak pernah berjumpa di pagi hari.
Karena terlalu sibuknya aku memanjakan mata dan tubuhku ditempat tidur.
Aku berjanji akan memanjakan mataku dengan melihatmu
Mentari pagi.
Comments
Post a Comment