Reaksi kimia adalah suatu reaksi antara senyawa kimia atau unsur kimia yang melibatkan perubahan struktur dari molekul, yang umumnya berkaitan dengan pembentukan dan pemutusan ikatan kimia. Dalam suatu reaksi kimia terjadi proses ikatan kimia, di mana atom zat mula-mula bereaksi menghasilkan hasil (produk). Berlangsungnya proses ini dapat memerlukan energi (reaksi endotermal) atau melepaskan energi (reaksi eksotermal).
Ciri – ciri reaksi kimia :
- Terbentuknya endapan
- Terbentuknya gas
- Terjadinya perubahan warna
- Terjadinya perubahan suhu atau temperatur.
Redoks sering dihubungkan dengan terjadinya perubahan
warna lebih sering dari pada yang diamati dalam reaksi asam-basa. Reaksi redoks
melibatkan pertukaran elektron dan selalu terjadi perubahan bilangan oksidasi
dari dua atau lebih unsur dari reaksi kimia. Persamaan reaksi redoks agak
lebih sulit ditulis dan dikembangkan dari persamaan reaksi biasa yang lainnya
karena jumlah zat yang dipertukarkan dalam reaksi redoks sering kali lebih dari
satu. Sama halnya dengan persamaan reaksi lain, persamaan reaksi redoks harus
disetimbangkan dari segi muatan dan materi, penyeimbangan materi biasanya dapat
dilakukan dengan mudah sedangkan penyeimbangan muatan agak sulit. Karena itu
perhatian harus dicurahkan pada penyeimbangan muatan. Muatan berguna untuk
menentukan faktor stoikiometri. Menurut batasan umum reaksi redoks adalah suatu
proses serah terima elektron antara dua system redoks (Rivai, 1995).
Pengertian reduksi
oksidasi
Dalam sejarahnya istilah oksidasi diterapkan untuk
proses-proses dimana oksigen diambil oleh suatu zat. Maka reduksi dianggap
sebagai proses dimana oksigen diambil dari dalam suatu zat. Kemudian
penangkapan hidrogen juga disebut reduksi, sehingga kehilangan hidrogen harus
disebut oksidasi. Sekali lagi reaksi-reaksi lain dimana baik oksigen maupun
hidrogen tidak ambil bagian belum dapat dikeolmpokkan sebagai oksidasi atau
reduksi sebelum didefinisikan oksidasi dan reduksi yang paling umum, yang
didasarkan pada pelepasan dan pengambilan elektron. Dengan melihat
contoh-contoh reaksi dari reaksi redoks , dapat ditarik kesimpulan umum dan
dapatlah didefinisikan okdidasi dan reduksi dengan cara berikut.
Oksidasi adalah suatu proses yang mengakibatka
hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom, ion atau molekul).
Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah yang memperoleh elektron, dan dalam
proses itu zat itu direduksi. Definisi oksidasi ini sangat umum, karena itu
berlaku juga untuk proses dalam zat padat, lelehan maupun gas.
Sedangkan reduksi sebaliknya adalah suatu proses yang
mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau lebih zat (atom, ion atau
molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi berubah menjadi lebih
negatif (kurang positif). Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan
elektron, dalam proses itu zat ini dioksidasi. Definisi reduksi ini juga sangat
umum dan berlaku juga untuk proses dalam zat padat, leleham maupun gas
(Shevla,1979).
Redoks adalah reaksi kimia yang disertai perubahan bilangan oksidasi.
Setiap reaksi redoks terdiri atas reaksi-reaksi reduksi dan reaksi oksidasi.
Reaksi oksidasi adalah reaksi kimia yang ditandai kenaikan bilangan oksidasi.
Sedangkan reaksi reduksi adalah reaksi kimia yang ditandai penurunan bilangan
bilangan oksidasi. Bilangan oksidasi didefinisikan sebagai muatan yang dimiliki
suatu atom jika seandainya elektron diberikan kepada atom yang lain yang
keelektronegatifannya lebih besar. Jika kedua atom diberikan maka atom yang
keelektronegatifannya lebih kecil lebih positif sedangkan atom yang
keelektronegatifannya lebih besar memiliki bilangan oksidasi negatif (Dogra,
1998).
Perubahan penting yang terjadi dalam suatu reaksi reduksi-oksidasi paling
mudah terlihat dengan cara memisahkan reaksi reaksi keseluruhan ke dalam dua
setengah reaksi. Dalam setengah-reaksi oksidasi atom-atom tertentu mengalami
peningkatan bilangan oksidasi, dan elektron tampak pada sebelah kanan persamaan
setengah-reaksi. Dalam setengah reaksi reduksi, bilangan oksidasi dari
atom-atom tertentu menurun, dan elektron pada sebelah kiri dari persamaan
reaksi. Dalam suatu persamaan oksidasi reduksi keselurahan, jumlah elektron
yang sama harus tampak dalam masing-masing persamaan setengah reaksi. Ketentuan
ini merupakan dasar dari persamaan keseimbangan oksidasi-reduksi (Petrucci,
1985).
Pengikatan Oksigen
Senyawa yang terbentuk dari hasil reaksi dengan
oksigen dinamakan oksida sehingga reaksi antara oksigen dan suatu unsur
dinamakan reaksi oksidasi. Karat besi adalah senyawa
yang terbentuk dari hasil reaksi antara besi dan
oksigen (besi oksida). Perkaratan besi merupakan salah satu contoh dari
reaksi oksidasi. Persamaan reaksi pembentukan
oksida besi dapat ditulis sebagai berikut.
Pada reaksi
tersebut, besi mengalami oksidasi dengan cara mengikat oksigen
menjadi besi oksida. Kebalikan dari reaksi oksidasi dinamakan
reaksi reduksi. Pada reaksi reduksi terjadi pelepasan
oksigen. Besi oksida dapat direduksi dengan cara
direaksikan dengan gas hidrogen, persamaan
reaksinya:
Pelepasan dan Penerimaan Elektron
Dalam konsep redoks, peristiwa pelepasan elektron
dinamakan oksidasi, sedangkan peristiwa penerimaan
elektron dinamakan reduksi. Reaksi redoks pada peristiwa perkaratan
besi dapat dijelaskan dengan reaksi berikut:
Pada
reaksi tersebut, enam elektron dilepaskan
oleh dua atom besi dan diterima oleh tiga atom oksigen
membentuk senyawa Fe2O3, Oleh karena itu, peristiwa
oksidasi selalu disertai peristiwa reduksi. Pada setiap persamaan reaksi,
massa dan muatan harus setara antara
ruas kanan dan ruas kiri (ingat kembali
penulisan persamaan reaksi). Persamaan reaksi redoks tersebut
memiliki muatan dan jumlah atom yang sama antara ruas sebelah kiri dan sebelah
kanan persamaan reaksi. Oksidasi besi netral melepaskan
elektron yang membuatnya kehilangan muatan.
Dengan menyamakan koefisiennya maka muatan
pada kedua ruas persamaan reaksi menjadi
sama. Penyetaraan pada reaksi reduksi oksigen
juga menggunakan cara yang sama.
Contoh Reaksi Reduksi Oksidasi berdasarkan Transfer elektron
Dari
persamaan tersebut, dapat diketahui bahwa Mg melepaskan elektron dan Cl
menerima elektron. Dengan demikian, Mg mengalami oksidasi dan Cl mengalami
reduksi.
Reduktor dan
Oksidator
Dalam reaksi redoks, pereaksi
yang dapat mengoksidasi pereaksi lain dinamakan
zat pengoksidasi atau oksidator. Sebaliknya,
zat yang dapat mereduksi zat lain dinamakan
zat pereduksi atau reduktor. Pada Contoh diatas, Magnesium
melepaskan elektron yang menyebabkan klorin mengalami
reduksi. Dalam hal ini, magnesium disebut
zat pereduksi atau reduktor. Sebaliknya,
atom klorin berperan dalam mengoksidasi magnesium
sehingga klorin disebut oksidator.
Contoh
Reduktor dan Oksidator
Reaksi Redoks Berdasarkan Perubahan Bilangan Oksidasi
Tinjau antara reaksi SO2 dengan O2
membentuk SO3. Reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut :
Jika
dikaji berdasarkan konsep pengikatan oksigen
maka reaksi tersebut adalah reaksi oksidasi.
Jika dikaji berdasarkan transfer elektron maka reaksi tersebut tidak terjadi transfer
elektron, tetapi terjadi penggunaan bersama pasangan
elektron membentuk ikatan kovalen. Reaksi tersebut tidak
dapat dijelaskan dengan konsep transfer elektron.
Dikarenakan banyak reaksi
redoks yang tidak dapat dijelaskan dengan konsep pengikatan oksigen
maupun transfer elektron maka para pakar kimia mengembangkan konsep
alternatif, yaitu perubahan bilangan oksidasi. Menurut konsep ini,
jika dalam reaksi bilangan oksidasi atom
meningkat maka atom tersebut mengalami oksidasi.
Sebaliknya, jika bilangan oksidasinya turun maka
atom tersebut mengalami reduksi.
Untuk
mengetahui suatu reaksi tergolong reaksi redoks atau bukan menurut
konsep perubahan bilangan oksidasi maka perlu diketahui biloks dari setiap
atom, baik dalam pereaksi maupun hasil reaksi.
DAFTAR PUSTAKA
Petrucci,
Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip Terapan Modern Jilid 1 Edisi
Keempat. Erlangga. Jakarta .
Rivai.
1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Jakarta .
Shevla
G. 1979. Vogel I Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro Dan
Semimikro Bagian I. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta .
Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 3. jilid II. ITB. Bandung .
Selamat belajar dan semoga menambah Ilmu untuk pembaca
Comments
Post a Comment