"Lu kenapa sih, Sal?" Tanya Aldi yang seolah kesal gue abaikan.
"Gue gak bisa bro, semua udah berubah" Jawab gue.
.......................
Setelah UAS di sekolah, biasa diadakan kelas meeting. Semacam kegiatan lomba antar kelas. Waktu yang sangat gue tunggu tiap tahunnya.
Gue, Aldi, Anton, Rama, Indra merupakan tim futsal di kelas XF.
"lawan kita kelas apa?" Tanya gue.
"kelas XA, sal." Jawab Aldi
"Sal, nanti jangan golin mulu lah, gue juga mau jadi topscorer" Saut Anton.
"Mana gue tau, lu aja latihan yang bener dong" Balas gue sembari memukul pundak anton.
Semester lalu, kelas XF juara dan gue topscorernya. Gue udah masuk tim utama sekolah bareng Aldi dan Anton yang notabene baru masuk.
Keesokannya, sebelum pertandingan.
"Yooo, kita berlima bisa masuk tim utama dan timnas, semangat dan jangan pernah kendor" Ucap Anton yang memang pintar menyemangati
Gue pimpin kelas XF unggul dengan skor 7-2, gue cetak gol 5 saat itu. Disitu, gue ngerasa jadi idola di sekolah, bahkan sama kakak kelas.
Pengaruh teman-teman gue sangat kuat, gue bisa untuk gak pulang ke rumah sebulan lebih.
Ibu gue udah muak memarahi.
"Ibu kangen kamu faisal" Isi pesan singkat yang ada dihandphone gue.
Gak pernah gue bales. Males ah.
Gue pulang kalo stok baju udah abis aja. Pikir gue gitu.
"Malem, nongkrong lah disini" Ajak Anton kepada gue dan yang lain.
Malem itu kami habiskan dengan main kartu, main PS, sama minum-minum pusing. Kami terlalu asyik sampai lupa besok harus tanding di semifinal lawan kelas XG.
"Yuk berangkat yuk" Ajak indra pada ku yang masih setengah sadar.
Tim XG terlihat sudah latihan, sedangkan kami dari tim XF baru saja datang.
"Sal, ada pak Imron dari Timnas, hadir. Liat tuh, sebelah pelatih" Lirik Rama ke gue sembari menunjukkan lokasinya.
"Kita harus tunjukin kualitas" Aldi sembari memegang bahuku.
Pertandingan dimulai. Kami kesulitan menghadapi tim XG, karena disana ada Ingga yang kualitas dan kemampuannya gue akui hebat. Gue selalu duel sama Ingga dan sama-sama kuat.
Gue sedikit frustasi dan pusing, mungkin kurang tidur pengaruhnya.
Gue sering kehilangan bola.
"Kenapa gak dioper ke gue, sal" Teriak anton ke gue.
"Lu dimana, go. Deketin lah" Balas gue.
"Santai dong, bisa panggil gak usah pake go, kan? " Anton sedikit emosi, ditahan oleh Aldi.
Pertandingan sisa 1 menit lagi, gue lagi-lagi duel sama Ingga. Gue, Aldi, Anton ngepung pertahanan XG, bola gue oper ke Aldi. Gue lari ke depan gawang, dijaga ketat oleh Ingga. Operan lambung dikirim kedepan gawang, gue loncat, begitupun dengan Ingga. Sikut Ingga mendarat tepat di dada kanan gue, disaat yang sama dada kiri gue ada benturan, entah dengan apa.
Bola sempat gue sundul. Gue jatuh dan merasakan sakit yang luarbiasa di dada sebelah kiri, dada sebelah kanan sakit, tetapi masih bisa ditahan.
"Goooooool" Terdengar teriakan dari arah kiri kanan gue, sedang pandagan gue kabur.
"Sal, menang, sal" Entah siapa, gue gak bisa kenali.
.......
1 bulan berlalu.
Aldi datang ke rumah gue sendirian.
"Lu kenapa sih, Sal?" Tanya aldi yang seolah kesal gue abaikan.
"Gue gak bisa bro, semua udah berubah" Jawab gue.
Gue harus menerima kenyataan salah satu tulang rusuk gue retak. Gue gampang capek akhir-akhir ini. Berlatih futsal sendiri pun terasa sangat berat. 1 Minggu, gue dirawat dan selalu ditemani Ibu. Teman-teman gue sesekali datang.
"Dunia hari ini begitu tak berarti" Ucap gue ke Aldi
"Tak berjalan cepat, sesseolah tak peduli. Lambat laun gue bosan dengan hari ini. Hari yang tak pernah berakhir" Tambah gue.
"Ada masalah apa? Cerita lah? Lu gak pernah nongkrong, fustal sama gabung lagi sama anak-anak" Tanya Aldi.
"Oke, gue cerita. Lu tau gue dateng minggu lalu. Gue gak sengaja denger obrolan Anton. Dia bilang gini, " Sengaja emang gue bikin Isal jatoh gitu, biar tau rasa tuh bocah. Udah kaya yang paling jago aja emang".
"Apa yang lu rasain kalo denger gitu? Apa lu pura-pura gak tau?" Tanya gue
"Gue gak tau sama sekali, biar gue samperin dah si anton" Aldi sedikit terbawa emosi.
"Gak usah, udah gue tampol detik itu juga"
"Semua udah berubah sejalan dengan waktu. Setiap detik berharga bagi gue" Tambah gue.
"Terus, Kenapa lu gak maen futsal lagi?" Tanya Aldi.
"Semangat gue hilang, setelah menerima kenyataan, stamina gue udah turun, lari 5 menit aja udah menyiksa. Rasanya waktu ingin gue ubah, untuk bisa kembali tertawa, tapi gak bisa. Gue cuma bisa nangis, gue gak bisa."
Aldi terdiam, dan merasa bersalah.
"Maaf gue gak ada disaat lu butuh" Ucap Aldi.
"Ada Ibu gue, disaat semua itu terjadi. Lu gak usah minta maaf. Ibu jaga gue ketika sakit dan putus asa.
Gue udah minta maaf sama ibu juga".
Rasa penyesalan ini terlalu dalam, ibu yang selama ini gue abaikan, ternyata yang paling setia menemani. Maafkan isal atas semua kesalahan yang telah Isal perbuat selama ini.
"Sal, lu masih kesel sama Anton?" Tanya Aldi.
"Gak. Gak sama sekali. Gue udah cukup untuk itu. Gue udah bilang ke Anton kaya gini,
"Lupakan semua kenangan ini
Hancurkanlah semua mimpi-mimpi
Jangan pernah kembali, dan takkan pernah kembali.
Jangan pernah berikan gue harapan.
Karena gue ingin pergi, hilang dan lupakan semuanya.
Bersenang-senanglah Berbahagialah."
"Lu kesel sama gue?" Tanya Aldi
"Iya" Jawab gue
"Anjir, baperan amat lu jadi cowo" Aldi yang mukanya.
"Gak gitu, kampret"
"Terus kenapa? Emang lu mah lembek, anak mami sekarang." Ledek Aldi
"Vangke, gue tampol lu kaya Anton, sini lu"
Gue kejar Aldi yang coba menghindar.
"iya. Iya. Maaf anak mami"
"Hahahahahhahaahaaa, taaaaaai"
"Hahahhahahahahaha"
Kami berdua tertawa dan berbahagia dari drama ini. Aneh juga.
Kenyataannya.
Gue harus menerima kenyataan mimpi sebagai pemain futsal hilang. Gue bersedia pergi dan lupakan impian itu.
Gue gak pernah nyangka Anton yang selalu berbagi cerita dengan gue tentang mimpi dan harapan yang sama, tega merusak itu semua.
Hikmah yang gue ambil dari kejadian ini cukup banyak.
Pentingnya ibu bagi gue, lebih dari sahabat gue, yang bisa mengkhianati kapan aja.
Sahabat yang tulus itu, tak pernah menyembunyikan sesuatu, dan berusaha ada saat apapun. Itu yang Aldi lakukan.
Cerita ditulis oleh Lukman Ajiz
Cerita terinspirasi dari lagu berjudul Pergi, Hilang dan Lupakan yang dipopulerkan oleh Remember Of Today
Comments
Post a Comment