Wallpaper handphone orang didepanku membuat tertarik. Aku teringat sosok yang pernah ku lihat, entah siapa. Aku sempat berpikir begitu lama. Apakah teman lama, atau tetangga atau bahkan artis ternama. Jawaban tak kunjung ku dapat. Akhirnya kubawa hingga kantor. Hari itu ku telat masuk karena naik kereta yang telat 10 menit dari biasanya aku tumpangi. Dikantor pun aku tetap bertanya-tanya tentang sosok tadi. Tololnya aku, yang tak sempat menengok orang yang punya handphone tersebut. Niatku pun timbul, besok sepertinya harus telat lagi. Demi memuaskan rasa penasaranku. Keesokan harinya, ku sengaja naik diperon yang sama dan berharap bertemu dengan orang yang sama. Langkahku tepat pada sesuatu yang ku cari. Benar saja, orang yang sama ada di depanku. Seorang wanita yang menggunakan masker bermerk Sensi berwarna biru, dengan rambut terurai panjang. Seorang pemalu sepertiku bahkan tidak sempat untuk berani menegurnya, padahal tujuanku adalah menanyakan siapa sosok yang ada di wallpaper hand
"Alik, lu dimana? Baca grup "Kimia Abal-abal" sekarang juga, lagi diomongin tuh" Entah nomor siapa yang WhatsApp ke gue saat itu, nomor yang gak dikenal. Tapi waktu gue liat foto profilnya "kayanya gue kenal deh" 2 minggu sebelumnya, Ketika konfirmasi virus itu mulai muncul di Negeri ini, Keadaan semakin gak kondusif, virus covid-19 mulai menyebar dan membuat korban dimana-mana. Masker langka, hand sanitizer juga harganya melonjak. Hari itu gue masih kerja, sedangkan yang lain udah mulai "kerja dari rumah" atas dasar kebijakan pemerintah. Udah males sebenernya kerja di kantor, sedikit batuk atau bersin aja dibecandain corona-corona terus, gue sedih aja denger becandaan begitu, gue memilih diem karena kasian ke orang yang udah kena virus dan tenaga kesehatan yang berjuang buat keadaan kaya gini. Handphone gue berdering, nomornya gak dikenal, jadi malas ngangkatnya. Setelah beberapa kali berdering akhirnya gue angkat juga. "Hallo, Assalam