Skip to main content

Sebuah Tulisan Terakhir : 5 Bukti Ucapan adalah sebuah Do'a

Selamat malam.

Maaf salamnya seperti itu karena penulis menulis tulisan ini pada malam hari. Jika kalian membacanya pada siang hari, mohon maaf bukan berarti tulisan ini salah. Maka kembalilah lagi membaca di malam harinya. Ok!!

Ya, pertama saya ucapkan "Terima kasih" atas kunjungannya dan penyediaan waktunya ditengah kesibukan kalian (para pembaca) untuk membaca tulisan ini.

Seperti judulnya, ini adalah tulisan terakhir saya, yang saya tulis hanya untuk kalian yang setia membaca tulisan saya, meskipun terkadang terpaksa.

Pada kesempatan kali ini, saya Lukman Ajiz akan mendedikasikan waktu untuk menulis ini, sedih rasanya ketika menerima kenyataan bahwa ini adalah tulisan terakhir saya. Dan pada kesempatan ini pula, saya akan menyediakan pengalaman saya dalam bentuk tulisan. Hal yang jarang sekali terjadi.

Agak sedikit formal dalam bentuk kata-kata, tidak seperti biasanya, jadi mohon maaf.

"UCAPAN adalah sebuah DO'A"

Banyak sekali orang yang menggunakan kalimat itu untuk menasehati/memberitahukan kepada lawan bicaranya.
Ya, kalimat yang sebenarnya tampak biasa dan sering diabaikan, toh hanya ucapan, kenapa disamakan dengan do'a?

Mari, mulai ceritakan pengalaman saya tentang kalimat itu.

1.Tahun 2005, saya kelas 1 SMP. Saat itu saya ingin sekali mempunyai game konsol tetapi tidak pernah dibelikan oleh orangtua, dengan alasan macam2. Ya, setiap hari saya selalu berucap, ingin dan ingin kepada ayah saya, tapi tidak pernah digubris sedikitpun. Entah bagaimana caranya(saya lupa) saya ikut nabung, 10 ribu rupiah per hari (dengan catatan saya hanya diberi jajan 5 ribu per hari), kasian sekali yah anak ini. Yah setidaknya bisa terkumpul. Dan hanya dalam waktu 2 bulan, saya bisa beli sendiri, meskipun bukan game konsol yang diinginkan, tapi sejenisnya yang lebih murah. Ya, bukti ucapan adalah do'a.

2. Tahun 2010, lulus SMA saya pernah berucap ketika didepan supermarket. "Kalau jadi kasir, kaya gampang yah tinggal scan-scan aja dan depan monitor gitu". Entah, ini ucapan biasa atau bagaimana. Bukan harapan untuk jadi kasir juga. Tapi, hal ini terjadi. Ya, kira2 3 bulan setelah ucapan itu, saya kerja di salah satu supermarket sebagai kasir. Percaya atau tidak saya merasakan meng-scan barang-barang dan depan komputer menghitung uang pemasukan perusahaan retail itu. Apakah ucapan adalah Do'a? Silakan jawab sendiri

3. Zamanan/ jamanan kuliah, tahun 2014, saya mahasiswa tingkat akhir (sibuk mencari penelitian bersama teman-teman). Sebelumnya, jaman SMA dimana penasaran dalam diri saya sangat tinggi, saya ingin sekali tahu tentang Nuklir. Ya, memang awalnya karena Bomnya, reaksi fisi/fusi nya. Sempat juga sekali-kali ingin berkunjung ke BATAN (Badan Tenaga Nuklir Nasional). Dan 4 tahun setelah saya lulus SMA, siapa sangka anak yang ilmunya pas-pasan, pendiam dan penakut ini, bisa melakukan penelitian di BATAN. Lebih bahagianya lagi, ucapan yang lain juga terwujud yaitu dapat penelitian yang berhubungan dengan NANOTEKNOLOGI. Apakah ucapan saya adalah do'a atau kebetulan semata.

4. Pernah naik (kereta api) KRL Commuter line Bogor-Jakarta setiap hari kerja? Jika yang pernah, kalian pasti akan tau betapa hebatnya tekanan yang terjadi, betapa hebatnya ketahanan tubuh para penggunanya. Jika yang belum pernah, silakan googling " commuterline di hari kerja" di tab gambar. Maka seperti itulah yang terjadi.

Awal tahun 2017, saya mengunakan kereta api untuk sekedar jalan-jalan ke ibu kota, itu pun keadaanya di akhir pekan, jadi ketika berangkat tidak begitu padat. Saya pernah berucap juga, "gila nih, kalau tiap (hari kerja) dan keadaanya lebih padat dari ini, gimana yah". Tak lama dari situ, kira-kira pertengahan tahun 2017, saya diterima kerja di ibukota dan setiap (hari kerja) saya menjadi pengguna setia kereta api commuter line. Saya merasakan betapa robotnya orang-orang. Saya merasakan padatnya, terkadang luangnya kereta. Baunya, aromanya.
Saya menjadi pejuang bermasker dan ber-tas diposisi depan. Ini Do'a kah atau sebuah ucapan saja?

5. Berawal dari sebuah pertanyaan yang sering diucapkan oleh rekan/kawan/keluarga di setiap kunjungan saya ke acara pernikahan orang lain. Yap, " Kapan Nikah?" "kapan nyusul?" dikira balapan.
Saya selalu ucapkan "Insya Allah akhir tahun ini (2017), ya, kalau gak sabtu, ya minggu" begitupun ketika saya di lingkungan kerja, ketika beberapa rekan kerja tanya, "jadinya kapan? Udah lama kenal juga" (ya, saya dengan pasangan memang sudah kenal lama, sekitar 10 tahun)
Jawaban saya selalu sama. Itu dan itu, apakah saya yakin akan terjadi? Tentu terkadang tidak, Menikah tak segampang itu, apalagi di zaman now (sekarang maksudnya).
Beberapa teman saya pasti tahu hal ini. Karena mereka pernah bertanya juga seperti itu.
Untuk para pe-nanya, saya ucapkan terimakasih karena telah membuat saya berucap sekaligus berdo'a dalam kebaikan. (Hehehe)

Ucapan adalah sebuah Do'a

Akhir tahun 2017 memang sudah mulai dilalui, yaitu bulan Desember. Akhir bulan november, Saya berpikir, ucapan saya sepertinya belum menjadi doa yang terkabulkan oleh Allah SWT.

Kabar baik datang, Ucapan itu sangat saya percayai adalah sebuah do'a. Persis awal bulan Desember, dengan berbagai usaha, akhirnya do'a itu terwujud.

Dadakan kah? Tidak. Karena proses menuju hal ini memang tak terlihat dan sengaja tak diperlihatkan. Niat baik itu akhirnya terpenuhi.

Jawaban itu, akhirnya terjawab dengan jawaban yang memang saya berikan dari dulu. "Ya, akhir tahun 2017"

Tanggal berapa? 23 Desember 2017.

Hari apa? Sabtu.

Dimana? Kediaman mempelai wanita

Mempelai wanitanya siapa? (Pengennya Maudy ayunda) Tapi yang mau namanya Novita

Acaranya apa aja? Akad nikah.

Resepsinya juga? Oiya, resepsinya direncanakan di tahun depan (2018) -ini juga sebuah ucapan yang menjadi doa-

Kok dadakan ngasih taunya? Seberapa dadakan kah ketika kalian tau saya sudah berkenalan dengan pasangan saya sekitar 10 tahun. Kebiasaan ngasih tau undangan biasanya juga 1 minggu sebelum, dadakan gak tuh?

Gue diundang gak? Dikarenakan acaranya sederhana (sangat sederhana), insya Allah undangan resmi akan terjadi di resepsi tahun depan.
Untuk akad nikah ini, jika ada dari teman-teman yang berkenan menemani dan mempunyai waktu luang, saya persilakan hadir, karena saya pasti akan sangat bahagia sekali.

Doakan yah, Ucapan no. 5 akan terwujud dalam waktu dekat.

"Berucaplah yang baik, karena ucapan itulah yang menjadi do'amu" LKMN AJZ

Yap. Terimakasih yang sudah membaca.

Ini adalah tulisan terakhir saya (tahun ini)

Tahun depan nulis lagi.

Hahahhahahahahahahahahhahaha

(Pertanyaan-pertanyaan akan dijawab melalui kontak pribadi saya, maka silakan hubungi)

-Lu K Mn A Jz-

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Periodik Unsur Kimia

AMPEREMETER DAN VOLTMETER

·           VOLTMETER Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).  Tahanan Pengali (Multiplier Resistor) Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini di

LOGO FMIPA DAN UNIVERSITAS PAKUAN, BOGOR

Logo diatas merupakan logo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pakuan, Bogor. Logo diatas merupakan Logo sebuah universitas yang bernama Universitas Pakuan di kota Bogor.