Skip to main content

MAAF, RASA INI BELUM PUNAH #CATATANAJIZ

Pagi itu, aku menikmati suasana kamar diiringi sebuah lagu yang tanpa sengaja ku dengar,  lagu yang mengingatkanku tentang seseorang yang dulu sempat menemaniku. Rasa senang, malu, sedih yang tercampur jadi satu tiba-tiba buyar oleh dering handphone yang sangat kencang. Panggilan masuk dari teman dekatku, Firman namanya.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumsalam"
"Ada apa, fir? tumben banget lu telpon pagi-pagi"
"Gini, rud" Rud, itulah panggilanku dari namaku yang singkat Rudi.
"Gini, rud. Sorry dadakan sebelumnya. Lu udah ada acara belum hari ini? Gue butuh orang nih jadi vokalis buat acara nikahan. Gue dapet project dari Badar. Lah, badar malah sakit hari ini, jadi gue inget lu juga kan sering manggung. Gimana bro?"

"Gue kosong sih. Gak kemana-mana juga. Siap jam berapa nih?"

"Oke deh sip. Untung lu bisa. Siap-siap aja jam 3 sore, nanti gue jemput"

"Oke nanti kabari lagi aja yah bro"
"Oke siap."

Telpon ku tutup. Ku lanjutkan lagi menikmati suasana yang tadi sempat tertunda. Meski tadi ku tak sengaja mendengar lagu kesukaan seseorang yang pernah ada dihatiku dulu, sekarang ku sengaja putar ulang.

Ku mulai berimajinasi,
"Tentang cerita bagaimana ia melukis tawaku, aku yang selalu menuntutnya, sedangkan dia yang selalu menuntunku. Terbalik rasanya"

Aku bahkan menyadari bahwa kisahku dengannya sangat indah sampai dimana aku yang begitu pemarah menyakitinya yang terlalu pengalah. Kisah yang tadinya indah perlahan berubah.

Rasa bersalah muncul begitu saja.  Membuatku lemah.

Sudahlah, aku tak mau terlalu larut. Meski memang itu sulit.

............

"Bro, gue udah depan rumah lu nih" isi whatsApp Firman.
"Oke.tunggu bentar bro"

"Mobil baru, fir?"
"Kaga, mobil bokap ini mah, mobil gue lagi dibengkel"
"Oia rud, sorry yah dadakan gini. Si badar emang nih. Eh. Astagfirullah orangnya lagi sakit yah. Hehehehe"
"Acaranya siapa sih emang, Fir? Temennya badar atau siapa? Gue kenal kaga?"

"Kaga tau bro, badar dapet job dari tantenya. gue juga gak tau"

"Yaudah deh, gue kira lu tau. Kali aja gue kenal gitu."

Sesampainya kami berdua di tempat acara tersebut. Kami bersiap-siap dengan seadanya membuat list.
List yang standar lagu nikahan. Lagu yang biasa ku dengar.

Aku dan firman mulai masuk ke gedung utama, karena kami memang melakukan persiapan di gedung berbeda.

Gerbang depan, tertulis. Tiara dan Kiki. Nama tiara yang tak asing bagiku, yang mungkin kebetulan sekali. Seseorang yang ku ceritakan tadi pagi adalah Tiara.

Pikirku, tak mungkin tiara ini adalah sama dengan tiaraku dulu. Namanya boleh saja sama.

Setelah beberapa langkah, aku melewati gerbang depan. Aku dikagetkan dengan panggilan dari samping kananku berdiri.

"Rudi" terlihat wanita dewasa yang tampak cantik menghampiriku, aku sedikit mengerutkan bagian mataku karena tak begitu jelas.

"Ibu indah" spontan aku mencium tangannya dengan tujuan hormat bukan modus yah.

Perasaanku mulai tak nyaman, aku mulai ragu dengan tiara yang menikah ada orang yang berbeda. Mungkin saja tiara yang sama.

"Apa kabar kamu, rudi? Sama siapa?"
"Sama firman, bu" jawabku ke ibu indah yang merupakan ibu dari tiara, mantanku.

"Iya bu, kebetulan banget ketemu disini bu. Sama siapa aja bu?"

Tak sempat menjawab pertanyaanku, ibu indah meninggalkanku.
"Maaf rudi, ibu mau ke temen ibu dulu"

Perasaanku yang tak menentu, aku masih berpikir, pasti ada tiara disini. Tapi bukan sebagai pengantin. Bisa saja, ia sedang menjadi tamu undangan bersama keluarganya.

Aku pun melihat ke arah pelaminan dan mengharapkan sesuatu yang tak pernah terpikirkan sebelumnya.
"Ku harap jangan tiara yang pernah ku sayang, masih ku sayang lebih tepatnya"

Sayangnya pelaminan begitu ramai, sampai menutupi pengantin. Aku cuek dan fokus untuk tampil meskipun hati tetap saja tak menentu.

Aku mulai menyanyikan lagu dengan iringan gitar dari firman. Lagu Sheila on 7 - Film Favorit, Club Eighties - Dari Hati, Badai Romantic project - Melamarmu.

Sampai pada lagu ke empat yang akan ku nyanyikan. Terlihat sosok kedua mempelai yang turun dari pelaminan untuk ikut bernyanyi. Aku fokus melihat pengantin wanita yang sangat cantik tanpa pedulikan pengantin lakinya yang ganteng juga sih. Jantung berdetak lebih kencang memperhatikan keadaan. Sampai ku menghela nafas panjang. Ternyata, pengantin wanita memang BUKAN Tiara yang ku tau.

Aku malah terdiam melihat seorang wanita disamping pengantin sedang memegang erat anak kecil laki-laki disampingnya pula.
Sepertinya aku tak asing dengan wanita tersebut.

Aku takut salah. Tapi aku lihat lagi dan lagi.
Ternyata aku tau. Itulah tiara yang aku maksud. Tiara yang dulu.

Aku tersenyum padanya. Aku tersenyum bingung.

Lagu keempat yang aku dan firman tadinya adalah lagu Ed Sheeran - Thinking out loud.

"Bro, bawain lagu Fiersa Besari yang "Belum punah" yah" ajakku pada firman

"Lah, kan lagunya gak nikahan banget itu mah bro.

" sekali aja bro"
Firman mengiyakan dengan jempolnya.

"Oke, lagu selanjutnya sedikit berbeda nih. Lagu yang dibuat untuk kalian-kalian yang masih belum move on perasaan, lagu dari Fiersa besari " Belum punah". Aku dengan sok asiknya menyapa penonton.

"Tanpa sengaja ku dengar lagu kesukaanmu sewaktu dulu. Deras cerita membanjirku, tentang caramu lukis tawaku.
...................
Kisah kita sangat indah, hingga perlahan berubah. Kau yang terlalu pengalah hadapiku yang pemarah. Kadang ku rasa bersalah, kenapa dullu berpisah, kini kau telah menikah. Namun rasa belum punah"
.................

Aku malu, senang juga melihat tiara setelah sekian lama. Aku seakan mempersembahkan lagu itu untuknya.

Setelah lagu itu, aku dan firman istrahat.
Aku tanpa perintah siapapun langsung menghampiri tiara, bersama anaknya yang lebih ganteng dariku.

Dari obrolan kami berdua,
Aku tau tiara sudah menikah dua tahun lalu, tapi ia ditinggal pergi suaminya yang sakit dan wafat 2 bulan yang lalu.

Aku bingung harus sedih atau senang, yang jelas sekarang, aku masih menyembunyikan permintaan maaf ke tiara.

Maaf, Rasa ini belum punah.

,..............

Cerita ini terinspirasi dari lagu Fiersa Besari berjudul "Belum Punah".

#CeritaDariSebuahLagu
#Catatanajiz

Comments

Popular posts from this blog

Tabel Periodik Unsur Kimia

AMPEREMETER DAN VOLTMETER

·           VOLTMETER Voltmeter DC merupakan alat ukur yang berfungsi untuk mengetahui beda potensial tegangan DC antara 2 titik pada suatu beban listrik atau rangkaian elektronika. Konsep yang digunakan dalam sebuah volt meter DC hampir sama dengan konsep pada ampere meter. Pada volt meter arus searah atau DC volt meter tahanan shunt atau shunt resistor dipasang seri dengan kumparan putar magnet permanen (permanent magnet moving coil) PMMC yang berfungsi sebagai pengali (multiplier).  Tahanan Pengali (Multiplier Resistor) Penambahan sebuah tahanan seri atau pengali (multiplier), mengubah gerakan d’arsonval menjadi sebuah voltmeter arus searah. Tahanan pengali membatasi arus kealat ukur agar tidak melebihi arus sakala penuh (Idp). Sebuah voltmeter arus searah mengukur beda potensial antara dua titik dalam sebuah rangkaian arus searah dan dengan demikian dihubungkan paralel terhadap sebuah sumber tegangan atau komponen rangkaian. Biasanya terminal-termianal alat ukur ini di

LOGO FMIPA DAN UNIVERSITAS PAKUAN, BOGOR

Logo diatas merupakan logo Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Pakuan, Bogor. Logo diatas merupakan Logo sebuah universitas yang bernama Universitas Pakuan di kota Bogor.